Rabu, 29 Desember 2021

Polisi Pakai Baju Hazmat Mengarak 4 Pelaku yang Selundupkan Orang, Dapat Kecaman dari Lokal hingga Internasional

CHINA - Polisi di China selatan telah tertangkap kamera sedang mengarak empat pria di jalan-jalan dalam latihan mempermalukan di depan publik. Keempat pria itu dituduh menyelundupkan orang melintasi perbatasan China, yang sebagian besar ditutup karena Covid-19.

Mereka diarak melalui jalan-jalan kota Jingxi di provinsi Guangxi dengan pakaian hazmat.

Tindakan mempermalukan itu mengundang reaksi beragam di dunia maya, termasuk media milik negara.

Gambar dan video dari insiden tersebut, yang terjadi pada 28 Desember, menunjukkan empat pria berjas hazmat dan pelindung wajah sedang berjalan melewati area kota dikawal oleh polisi.
Mereka membawa plakat yang bertuliskan nama dan foto mereka. Beberapa orang terlihat menonton kejadian itu.

Harian Guangxi yang dikelola pemerintah mengatakan tindakan disipliner itu menghalangi kejahatan terkait perbatasan dan mendorong kepatuhan terhadap pencegahan dan pengendalian epidemi.

Media pemerintah menggambarkan situasi Covid-19 saat ini di daerah perbatasan sebagai "parah dan kompleks".

Diketahui, China, negara tempat Covid-19 pertama kali ditemukan pada akhir 2019, mencatat total 4.849 kematian dan 114.365 kasus, dengan 203 kasus baru dilaporkan pada Selasa (28/12).

China terus mengejar strategi nol-Covid yang ketat, menggunakan pengujian massal dan penguncian untuk menghentikan wabah, dan memiliki program vaksinasi yang kuat, dengan 86% populasinya sekarang sepenuhnya telah divaksin.

Parade yang mempermalukan itu disambut dengan reaksi beragam di situs media sosial Weibo di mana tagar tentangnya menjadi topik trending teratas.

Beberapa orang mengatakan latihan itu mengingatkan mereka pada penghinaan publik dari ratusan tahun yang lalu. Sedangkan yang lain berempati dengan upaya yang diperlukan untuk mengendalikan virus di dekat perbatasan.

"Apa yang lebih menakutkan daripada berparade di jalan adalah banyaknya komentar yang mendukung pendekatan ini," tulis seorang warganet.

Beijing News milik negara mengatakan bahwa "tindakan itu sangat melanggar semangat supremasi hukum dan tidak dapat dibiarkan terjadi lagi".

Namun, Biro Keamanan Umum Kota Jingxi dan pemerintah setempat membela latihan tersebut, mengklaim bahwa itu adalah "kegiatan peringatan disipliner di tempat" dan bahwa tidak ada "ketidaksesuaian", menurut media setempat.

Pada 2007, sebuah pemberitahuan dari pihak berwenang di China melarang parade tahanan yang telah dijatuhi hukuman mati.

Mempermalukan publik adalah hal biasa selama revolusi budaya dan sekarang cukup jarang. Pada 2006, sekitar 100 pekerja seks dan beberapa klien mereka mengenakan tunik penjara kuning dan diarak di jalan-jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar