JAKARTA – Harga minyak goreng naik, baik minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah. Bahkan kenaikan harga minyak goreng diperkirakan terjadi hingga kuartal I-2022.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan kenaikan harga minyak disebabkan oleh beberapa faktor.
Berikut fakta mengenai kenaikan harga minyak goreng yang dirangkum Okezone, Rabu (1/12/2021).
1. Kenaikan Harga
Menurut data PIHPS, Selasa (30/11/2021), harga minyak goreng curah mencapai Rp 17.700 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I Rp19.299 per kg dan minyak goreng kemasan bermerek II Rp18.800 per kg
2. Harga CPO Dunia yang Tinggi
Kenaikan harga ini ternyata disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan, hal ini disebabkan oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit di seluruh dunia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi juga buka suara soal harga minyak goreng yang naik dalam beberapa waktu belakangan.
"Waktu kita bikin harga eceran tertinggi Rp11 ribu berbasis harga CPO USD500-USD600. Begitu harganya naik lebih dari dua kali lipat, maka harga minyak goreng hari ini terkadang lebih dari Rp16 ribu sebagai bagian dari yang tertinggi, tapi ini konsekuensi dari market internasional," ujar Lutfi dalam acara Digital Technopreneur Fest & Socio Technopreneur Campus Jumat, (19/11/2021).
Lutfi memproyeksikan, harga CPO internasional akan naik hingga menembus angka USD1.500 per MT.
3. Penurunan Bahan Baku
Oke Nurwan mengatakan, faktor yang menyebabkan harga minyak goreng meroket ialah adanya penurunan pasokan bahan baku minyak goreng.
"Terjadi penurunan produksi crude palm oil (CPO) dari Malaysia 8%. Kemungkinan produksi CPO di Indonesia akan turun dari target 49 juta ton mungkin hanya akan hasilkan 47 juta ton," ujar Oke dalam webinar.
Produksi CPO juga turun di Kanada sebesar 6%. Kanada dikenal sebagai pemasok bahan baku minyak canola.
4. Krisis Energi Dunia
Faktor kedua adalah adanya krisis energi di beberapa negara. China, India, dan beberapa negara di Eropa tengah mengalami hal tersebut
5. Masih Tergantung pada Harga CPO Dunia
Faktor ketiga adalah produsen minyak goreng di Indonesia kebanyakan belum terafiliasi dengan kebun sawit penghasil CPO, sehingga produsen minyak goreng tergantung pada harga CPO global.
Adapun, entitas produsen minyak goreng di Indonesia berjumlah 435 entitas dan sebagian besar belum terintegrasi dengan kebun sawit
"Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dipatok di angka Rp11.000. Saat penyusunan HET tersebut, harga CPO masih berkisar antara USD500-600 per metrik ton," kata Oke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar