SEOUL - Film No Time To Die berhasil meraih pendapatan lebih dari USD368 juta atau setara Rp5,2 triliun di box office internasional. Sementara di pasar global, pendapatan film itu mencapai USD474 juta atau Rp6,7 triliun.
Dengan hasil itu, maka film terakhir Daniel Craig sebagai Agen 007 tersebut, menjadi film terlaris kedua di dunia sepanjang 2021. Sementara posisi pertama dipegang Fast & Furious 9 (F9) dengan pendapatan USD500 juta atau setara Rp7,07 triliun.
Sejauh ini, Inggris menjadi penyumbang pendapatan terbesar No Time To Die di pasar internasional dengan USD96,5 juta (Rp1,4 triliun). Angka itu sekaligus menjadikannya sebagai film Hollywood terlaris di Inggris, mengalahkan rekor yang dipegang Mamma Mia! selama 13 tahun.
Negara lain yang juga menjadi penyumbang pendapatan terbesar untuk film arahan Cary Fukunaga ini adalah Hong Kong, Ukraina, Argentina, Paraguay, dan Mesir. No Time To Die juga tercatat sebagai film dengan pendapatan tertinggi era pandemi COVID-19 di kawasan EMEA (Eropa, Timur Tengah, dan Afrika).
Deadline melaporkan, film tersebut membukukan pendapatan sebesar USD100 juta atau setara dengan Rp1,41 triliun hanya pada Minggu (16/10/2021). Pendapatan itu belum termasuk dari pasar China yang akan memulai masa tayangnya pada 29 Oktober 2021 dan Australia pada 11 November 2021.
Film No Time to Die berkisah tentang James Bond (Daniel Craig) yang pensiun menjadi Agen 007 setelah menaklukkan Ernst Stavro Blofeld (Christoph Waltz), pimpinan SPECTRE. Dia kemudian menikmati kehidupan damainya di Jamaika.
Namun hal itu tak berlangsung lama karena masalah baru muncul. Sekali lagi dia harus beraksi dan menghentikan penyebaran senjata biologis baru yang ternyata masih terkait dengan SPECTRE.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar