MOSKOW - Menurut pernyataan kementerian pertahanan Rusia pada Sabtu (23/10), kapal perang China dan Rusia mengikuti patroli bersama untuk pertama kalinya di bagian barat Samudera Pasifik dalam sepekan terakhir.
Latihan ini juga ikut dimonitor oleh Jepang. Moskow dan Beijing, yang mengadakan latihan dalam kerangka kerja sama angkatan laut di Laut Jepang pada awal Oktober telah memupuk hubungan militer dan diplomatik yang lebih erat dalam beberapa tahun terakhir, di tengah hubungan mereka dengan Barat yang memburuk.
Pergerakan angkatan laut, yang dikatakan Rusia berlangsung dari Minggu hingga Sabtu, telah dipantau secara dekat oleh Jepang, yang mengatakan pada awal pekan bahwa satu kelompok berisi 10 kapal dari China dan Rusia telah berlayar melalui Selat Tsugaru yang memisahkan daratan utama Jepang dengan pulau Hokkaido.
“Kumpulan kapal-kapal itu melewati Selat Tsugaru untuk pertama kalinya sebagai bagian dari patroli,” terang kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan. Selat tersebut dianggap sebagai perairan internasional.
“Tugas dari patroli itu mencakup demonstrasi bendera-bendera Rusia dan China, menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia-Pasifik dan menjaga subyek-subyek aktivitas ekonomi maritim kedua negara,” lanjutnya.
Sementara itu, kementerian pertahanan China mengatakan pada Minggu (24/10) jika latihan gabungan itu bertujuan untuk “memperdalam hubungan komprehensif strategis China-Rusia di era yang baru, menyempurnakan kemampuan aksi bersama kedua pihak, dan menjaga stabilitas strategis regional dan internasional.”
Sebuah laporan di laman resmi kementerian itu menyebut bahwa operasi itu merupakan bagian dari kerja sama tahunan antara kedua negara dan tidak menargetkan pihak ketiga.
Menurut laporan NHK, para pejabat pertahanan Jepang mengatakan pada Minggu (24/10) jika kapal-kapal Rusia dan China juga telah melewati Selat Osumi di dekat prefecture Kagoshima di bagian selatan Jepang.
Kapal-kapal asing diperbolehkan untuk bergerak melewati selat Osumi dan Tsugaru mengingat kedua area tersebut adalah jalur air internasional, namun kementerian pertahanan Jepang mengatakan akan memonitor kedua angkatan laut, seraya menilai pergerakan baru-baru ini sebagai “tak biasa”.
Para pejabat Jepang belum dapat dimintai keterangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar